PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

Pengetahuan (knowledge atau ilmu) adalah bagian yang esensial manusia, karena pengetahuan adalah buah dari "berpikir". Berpikir (atau natiqiyyah) adalah sebagai differentia (atau fashl) yang memisahkan manusia dari sesama genus-nya, yaitu hewan. Dan sebenarnya kehebatan manusia dan "barangkali" keunggulannya dari spesies-spesies lainnya karena pengetahuannya. Kemajuan manusia dewasa ini tidak lain karena pengetahuan yang dimilikinya. Lalu apa yang telah dan ingin diketahui oleh manusia? Bagaimana manusia berpengetahuan? Apa yang ia lakukan dan dengan apa agar memiliki pengetahuan? Kemudian apakah yang ia ketahui itu benar? Dan apa yang menjadi tolak ukur kebenaran?
Pertanyaan-pertanyaan di atas sebenarnya sederhana sekali karena pertanyaan-pertanyaan ini sudah terjawab dengan sendirinya ketika manusia sudah masuk ke alam realita. Namun ketika masalah-masalah itu diangkat dan dibedah dengan pisau ilmu maka tidak menjadi sederhana lagi. Masalah-masalah itu akan berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit (complicated). Oleh karena masalah-masalah itu dibawa ke dalam pembedahan ilmu, maka ia menjadi sesuatu yang diperselisihkan dan diperdebatkan. Perselisihan tentangnya menyebabkan perbedaan dalam cara memandang dunia (world view), sehingga pada gilirannya muncul perbedaan ideologi. Dan itulah realita dari kehidupan manusia yang memiliki aneka ragam sudut pandang dan ideologi.
Atas dasar itu, manusia-paling tidak yang menganggap penting masalah-masalah di atas-perlu membahas ilmu dan pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini, ilmu tidak lagi menjadi satu aktivitas otak, yaitu menerima, merekam, dan mengolah apa yang ada dalam benak, tetapi ia menjadi objek.
Ilmu yang kita bangun harus, di samping mengakui keabsahan pengalaman indrawi, juga pengalaman-pengalaman manusia yang lebih personal seperti pengalaman-pengalaman mental, mistik, religius, intelektual dan spiritual.
Manusia sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan dalam bentuk yang paling sempurna dan sekaligus makhluk yang diberikan akal, yang dengan akal tersebut membedakannya dengan makhluk – makhluk selainnya. Bahkan keunggulan manusia dibandingkan dengan makhluk yang lain karena manusia diberikan kemampuan berbahasa. Hal ini secara implisit dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ( 2 ) ayat : 31
”Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!".
Kata nama - nama (Al – asma) di atas memberikan interpretasi bahwa dengan mengetahui berbagai nama, menjadikan manusia yang direferensikan oleh Adam – diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk menjadi khalifah di muka bumi dibandingkan dengan malaikat, sedangkan al-asma sendiri mengandung interpretasi berbagai macam bahasa.

BAB II PEMBAHASAN
A. ILMU
B. BAHASA
C. ILMU BAHASA

BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU : Pengertian Ilmu